Dream Template

Tujuan akhir koalisi di Libia tak jelas

Dicatat oleh arlisbest Sabtu, 2 April 2011


Pesawat-pesawat koalisi Barat menggempur berbagai sasaran di Libia

Operasi untuk menegakkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1973 ini berkembang seperti diperkirakan setelah diawali oleh pesawat-pesawat Prancis yang melancarkan tembakan pertama.

Tujuan awal adalah untuk melumpuhkan kemampuan dan menghancurkan sistim pertahanan terpadu Libia, yang sebagian besar berpusat di sekitar ibukota Tripoli dan Libia bagian barat.

Rudal jelajah ditembakkan dari kapal perang Amerika Serikat dan kapal selam di Laut Tengah.

Kapal selam Inggris jenis Trafalgar juga terlibat.

Demikian pula jet GR4 Tornado milik Angkatan Udara Inggris.

Mereka terbang bolak-balik dari pangkalan mereka di Inggris untuk meluncurkan rudal Storm Shadow ke sasaran pertahanan udara Libya.

Storm Shadow adalah rudal jangka panjang yang bisa diluncurkan jauh di luar jangkauan pertahanan udara lawan.




Pesawat pembom Stealth milik Amerika Serikat juga digunakan untuk mengebom sekitar 40 bom di pangkalan udara Libia.

Semua ini dimaksudkan untuk menegakkan zona larangan terbang.

Panglima angkatan bersenjata Amerika Serikat, Laksamana Mike Mullen, sudah mengumumkan bahwa zona larangan terbang sudah dicapai meskipun mungkin masih ada hal yang perlu dilakukan.

Perlindungan warga sipil
Pesawat Stealth Amerika juga digunakan untuk menjatuhkan 40 bom di pangkalan udara Libia
Tank dan artileri pasukan Kolonel Gaddafi tampaknya sekarang menjadi sasaran utama serangan koalisi setelah dilaporkan mereka melanggar resolusi PBB dengan melanjutkan serangan terutama di sekitar kota Misrata.

Tampaknya Gaddafi berniat untuk maju secepatnya ke kota-kota yang dikuasai para pemberontak sehingga mereka lebih sulit menjadi sasaran dari udara, karena tujuan utama koalisi adalah melindungi warga sipil.

Tujuan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1973 adalah jelas: gencatan senjata dan mengakhiri serangan pasukan pro-Gaddafi terhadap warga sipil dan tempat-tempat pemukiman padat.

Resolusi tidak secara terang-terangnya menyerukan pergantian rezim meskipun banyak ruang untuk operasi militer bagi perlindungan warga sipil.

Beberapa kalangan beranggapan bahwa Kolonel Gaddafi dan para jenderalnya mungkin bisa dipertimbangkan sebagai sasaran.

Namun tidak semua sependapat.

Pertanyaan politik
Namun seberapa jauh koalisi bersedia bertindak? Mereka harus secara hati-hati merancang aturan perang namun yang masalah yang sebenarnya adalah politik dan bukan militer, kata wartawan BBC Jonathan Marcus.

Salah satu kemungkinan hasilnya adalah kekalahan pasukan Gaddafi dan mereka menarik diri dari kota-kota yang dikuasai pemberontak sehingga terjadi kebuntuan.

Setelah serangan militer koalisi, Kolonel Gaddafi mungkin tidak lagi mampu melancarkan serangan.

Namun pemberontak juga tidak punya kapasitas untuk menantang kekuasaannya di kawasan barat negara itu.

Ini bukan akhir yang diinginkan oleh Washington, London maupun Paris. Ketiga negara itu menghendaki Kolonel Gaddafi tergulingkan.

"Warga Libia harus bisa menentukan nasibnya sendiri, " kata Presiden Prancis Nicolas Sarkozy.

Catat Ulasan